Profil Perajin :Kelompok Gita Aria
Dari : Ciamis,Jawa Barat
Wawan Darmawan (66 tahun) tinggal bersama istrinya, Titin Rahmatin, dan anaknya Ari Arya Setiadi dan Ayu Sri Harjani di Cijeunjing, Ciamis. Bersama dengan istrinya, Wawan membangun usaha kerajinan bambu sejak 1974. Usaha kerajinannya bernama Gita Aria yang diambil dari kombinasi nama cucu laki-laki dan perempuan.
Pak Wawan belajar keterampilan kerajinan bambu ini melalui kakeknya, yang merupakan seorang perajin angklung dan pemain kesenian Sunda, ketika masih sekolah SMP dan juga belajar dengan cara membaca buku biologi tentang bamboo. Terlihat minatnya yang sangat tinggi terhadap bisnis ini, Pak Wawan diberi pekerjaan sederhana oleh kakeknya seperti mencuci dan mengikat bambu terutama yang digunakan untuk produksi kerajinan di keluarganya. Ketika Pak Wawan sudah beranjak dewasa, ia ditugaskan untuk memasak bambu dan membersihkannya dengan abu padi (sekam) untuk menghapus bekas yang dibakar. Kemudian bambu dikeringkan, lalu dipotong dengan gergaji kemudian diikat, dibuat lengkungan dan dilubangi untuk mendapatkan suara dan kemudian dan dilapisi dengan cairan water-based. Selanjutnya dihias dengan cara disundut dengan menggunakan tempurung yang menyala.
Proses ini sebagian besar tetap tidak berubah sejak tahun 1989, ketika kelompok Gita Aria mulai bekerja dengan Pekerti dengan melalui proyek pengembangan masyarakat untuk korban letusan gunung Galunggung.
“Banyak sekali manfaat yang saya rasakan selama bekerja sama dengan Pekerti, yaitu bisa mengetahui tentang Fair Trade, mendapatkan tambahan pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan-pelatihan, terutama tentang kualitas produk yang layak untuk ekspor,” tutur Pak wawan. Sampai saat ini usaha kerajinan kelompok Gita Aria fokus pada produk bamboo khususnya alat musik tradisional Sunda seperti angklung, ‘gambang’, dan juga produk lainnya berupa lonceng angin (wind chime).
Leave a Reply