Pada tahun 2007, Aso Sudarso (40) memulai usaha kerajinan bersama-sama dengan istrinya, Ningsih. Dia Khusus dalam kerajinan kayu dan mensuplai produk ke Yogyakarta, Bali dan Jakarta. Lalu krisis ekonomi melanda dan berpengaruh ke bisnisnya, sampai ia bertemu dengan Pekerti tahun 2008. Sejak itu Pekerti mendukung Aso dengan memberikan pelatihan dan menemukan pembeli untuk produk-produknya.
Kemampuan Aso untuk menerjemahkan gambar ke dalam produk yang berkualitas dan didukung oleh kemampuan manajemen istrinya, Ningsih, berarti bahwa pasangan ini telah membuat tumbuh Dadan Craft dan mempekerjakan 25 pekerja dari daerah setempat ..
“Kami harus membuat produk yang baik, karena dengan produk yang baik jika pembeli suka maka mereka akan menambah order” kata Ningsih. Dia percaya dengan pelayanan yang baik dia akan mendapatkan lebih banyak pesanan. “Jika kita mendapatkan banyak pesanan sehingga pekerja tidak menganggur, jika mereka tidak bekerja mereka tidak memiliki penghasilan” tambah Ningsih.
Aso membeli bahan baku nya langsung dari petani kebun, ini membuat harga bahan baku yang lebih murah. Dalam hal proses produksi, Aso menggunakan sub–kontraktor untuk membantu membuat “produk dasar” dan mempekerjakan 10 karyawan tetap sebagai pelukis. “Semua pekerja dibayar per piece” kata Ningsih yang bertanggung jawab penuh atas pembayaran upah kepada karyawan “mereka bekerja menjadi lebih rajin dan efektif” jawab Ningsih ketika ditanya mengapa ia memutuskan untuk berhenti membayar staf tarif per jam.
Untuk memiliki kualitas produk yang lebih baik bagi pelanggan, Aso menggunakan cat non toxic yang ia beli di Jakarta, di samping untuk selalu mengikuti petunjuk dari tim Pekerti dalam mengontrol kualitas dalam setiap langkah proses produksi untuk menghindari kesalahan fatal dalam membuat produk . Sistem kontrol kualitas dalam setiap langkah dari proses produksi sangat bermanfaat dan membantu mengurangi risiko produk retur diderita oleh kelompok pengrajin
“Kunjungan pembeli juga pengetahuan bagi kami, kami bisa belajar dari mereka bagaimana membuat produk dan mengelola bisnis dengan baik” kata Aso. “Seperti ketika ada pembeli yang mengunjungi tempat kami dan berkomentar tentang produksi kami, kami sekarang menyadari bahwa pekerjaan menjadi lebih nyaman karena perbaikan yang disarankan oleh pembeli.”
“Kami berharap untuk terus melakukan bisnis dengan Fair Trade, karena kami merasa beruntung, kami mendapat pengetahuan dan sistem pembayaran juga lebih baik daripada mitra bisnis kami yang lain. Dari Fair Trade kami juga dapat mengalami pelatihan, tahu bagaimana untuk memperbaiki kondisi kerja, dll . Kami berharap untuk terus memesan sehingga atau karyawan dapat terus bekerja dan mendapatkan penghasilan. “kata Ningsih.